Monday, March 19, 2012

[South Celebes] Pergi Sendiri?

“Dari mana?”
“Dari Jogja.”
“Jogja yang di Jawa itu? Sama siapa ke sini?”
“Sendiri.”
“Hah? Sendiri? Ada keluarga di sini?”
“Nggak ada.”
“Hah? Nggak ada? Sebelumnya udah pernah ke sini?”
“Belum pernah, ini pertama kali.”
“Hah? Baru pertama kali? Bisa sampe sini sendiri? Wah ckckck…”
Hahaha -,-

Lima hari berkelana di sisi selatan Celebes, bukan sekali dua kali percakapan serupa di atas terjadi. Sebenarnya, awalnya saya akan pergi berdua dengan seorang teman. Namun karena satu dan lain hal, sekitar dua atau tiga hari sebelum keberangkatan, teman tersebut tiba-tiba tidak bisa ikut pergi. Padahal, perjalanan ini sudah direncanakan jauh-jauh hari, tiket pulang pergi juga sudah dibeli, sayang sekali kalau sampai batal begitu saja. Maka begitulah, saya pun bertekad tetap pergi meski sendiri.

Menjelang hari keberangkatan, beberapa kali ragu dan khawatir mencoba mengayun bimbang. Kamu ini perempuan lho, beneran mau pergi sendiri? Kamu kan belum pernah ke sana, belum tau medannya seperti apa. Bagaimana kalau nanti ada masalah di sana, di tempat yang kulturnya mungkin tidak sama dengan di Jawa? Mau menginap di mana nanti di sana? Apalagi kamu juga berniat ke Toraja, yang kemungkinan besar sulit mencari makanan halal, mau makan apa di sana nanti? Bagaimana kalau nanti… bagaimana kalau nanti… bagaimana kalau nanti…  dan segala macam bagaimana-kalau-nanti lainnya.

Dipikir-pikir, perjalanan ini memang sepertinya nekat sekali, hahaha. Meski begitu, nekat bukan berarti tanpa persiapan sama sekali. Syukurlah sekarang ada teknologi bernama internet. Berbekal potongan-potongan informasi yang terserak di berbagai laman internet, sedikitnya saya tidak buta sama sekali tentang tempat-tempat yang ingin saya datangi di Sulawesi Selatan. So, life must go on, eh? Berangkat!

Dan begitulah, meski sendiri, saya tidak pernah menyesal bersikeras tetap pergi. Tersasar di Bandara Sultan Hasanuddin. Terpekur di bus Damri. Membelah jalanan Makassar dengan pete-pete. Mengelilingi benteng-benteng kota yang menjadi saksi bahwa kolonial pernah bercokol di sini. Sekali-kalinya terjebak naik bus eksekutif super mewah dengan fasilitas hotspot. Menjejak Toraja yang eksotis, tempat orang hidup berdampingan dengan yang mati. Menyaksikan rangkaian ritual upacara kematian yang meriah. Bersepeda naik-turun bukit. Memanjat tebing menuju tempat Patane tertua. Merangkak tertatih di antara tengkorak dan belulang yang terserak. Menerobos celah sempit gua-gua prasejarah di Maros. Berlari terengah mengejar jam keberangkatan pesawat. Semuanya.

Dan begitulah, meski sendiri, saya tidak pernah merasa sepi. Sepanjang lima hari menjajaki belahan bumi Indonesia tengah sisi timur ini, entah berapa banyak teman baru yang saya dapatkan, entah berapa banyak kemudahan yang datang begitu saja. Kita memang tidak pernah benar-benar sendiri :)


Yogyakarta, 3 Februari 2012
catatan perjalanan Sulawesi Selatan, 29 Januari - 2 Februari '12
warming up

No comments:

Post a Comment